Thursday, May 27, 2004

Tragedi Benzena

edogawa

Para pembaca setia awan wengi, pesan seorang dosen hendaknya didengar dan diperhatikan dengan seksama plus di simpan di memori dengan cermat. Karena salah langkah sedikit atau sengaja mbalelo bisa bikin pusing dan saldo ATM berkurang karena harus bayar uang SKS lagi semester depan.
Teman kita yang satu ini mahasiswa yang cukup berpotensi sebenarnya, karena gravitasi di kampus kita memang lumayan gede, tetapi karena adanya suatu gaya pelawan yang tidak diketahui asal usulnya akhirnya menghasilkan resultan potensial yang nyaris nol.
Kalo Cuma masalah nilai ujian, Teman kita ini sempat mendapatkan nilai terendahnya 73 untuk semua mata kuliah yang diambilnya kecuali Dasar sistem kontrol yang keluarnya lebih akhir dan memang sudah ditakdirkan untuk puas dengan nilai sama rata dengan seisi kelas elektro lima. Tetapi alangkah mlongonya alias syok setengah mati ketika nilai - nilai UAS yang tidak sempat dilihatnya itu bisa bikin benzena alias rantai karbon melingkar di lembar transkripnya.
Sungguh saya pun sebagai wartawan lepas dari tabloid ini turut prihatin dan menyesalkan peristiwa tersebut, dan anggota redaksi pun sempat ndonga mudah mudahan hal semacam ini tidak terulang lagi.
Berdasarkan penyelidikan tim pencari fakta yang kami bentuk telah mendapatkan hasil bahwa terjadinya insiden benzena tersebut tak lain dan tak bukan adalah karena adanya suatu rasa disharmonis yang disebabkan adanya suatu filter yang meredam frekuensi - frekuensi harmonisa. Dan menurut tim pencari fakta kami, teman kita ini tergolong kurang beruntung, karena Ia tidak hanya ndablek tapi juga tidak bisa berstrategi dan mengikuti kemauan zaman yang kata penyair besar jawa Ronggo Warsito adalah zaman edan. “Sebenarnya prinsip yang harus di pegang dalam mencari suatu penilaian (entah valid dan bonafid atau tidak--pen) yang penting adalah dapat nilai A kompetensi adalah nomor dua..............Begitu seharusnya”, kata salah seorang responden kami yang kami temuai di sekitar jalan telekomunikasi. Berbeda dengan yang lain teman kita ini malah berprinsip “Rawe - rawe rantas malang - malang putung..........committed to you ”.Pokonya lulus berkompetensi adalah prinsipnya yang ingin jadi ilmuwan tapi nggak kesampaian ini.
Ya..... kalo begitu menurut hemat kami, para wartawan, teman kita bisa lulus lebih lama dari target yang telah di canangkan para dewa - dewa di gedung rektorat..............
Ehmmmmm..............................................”Yang penting berkompetensi”, ..............................OH YA??!!

No comments: