Kok bisa-bisanya aku nyampe Vietnam
Mumpung
lagi di Bangkok, dan mumpung enter and stay privilege (bebas Visa ke
Bangkok) udah mo expired maka aku pun merencanakan ke Vietnam. Dan
alhamdulillah semuanya ini serba kebetulan sampai-sampai aku benar-benar
bisa ke Vietnam.
Jadi
ceritanya begini, aku kan di Bangkok kerjanya gak pake visa kerja, dan
biar gak mondar mandir akhirnya aku apply tourism visa yang 3 bulan
berlakunya.
Tiga bulan berlakunya ini maksudnya, stempel visa di pasporku bisa digunakan untuk datang, dan tinggal di Thailand sejak pertama kali visa itu di cap di pasporku, tapi ijin tinggalnya nggak 3 bulan melainkan hanya dikasih 2 bulan, dari pertama kali petugas imigrasi di bandara Thailand (Suvarnabumi: Suwarnabum) ngasih cap di pasporku sampai 2 bulan kemudian. Nah untuk mendapatkan izin masuk yang baru tanpa ngurus visa, maka aku harus keluar dari Thailand sebelum visaku expired, trus masuk lagi ke Thailand, metode ini disebut visa run. Nah, tau sendiri kan aku ini orang yang serba bikin planning, maka jauh-jauh hari sebelum berangkat ke Bangkok aku sudah siapkan tiket PP ke Jakarta, biar dapat harga yang murah.
Tiga bulan berlakunya ini maksudnya, stempel visa di pasporku bisa digunakan untuk datang, dan tinggal di Thailand sejak pertama kali visa itu di cap di pasporku, tapi ijin tinggalnya nggak 3 bulan melainkan hanya dikasih 2 bulan, dari pertama kali petugas imigrasi di bandara Thailand (Suvarnabumi: Suwarnabum) ngasih cap di pasporku sampai 2 bulan kemudian. Nah untuk mendapatkan izin masuk yang baru tanpa ngurus visa, maka aku harus keluar dari Thailand sebelum visaku expired, trus masuk lagi ke Thailand, metode ini disebut visa run. Nah, tau sendiri kan aku ini orang yang serba bikin planning, maka jauh-jauh hari sebelum berangkat ke Bangkok aku sudah siapkan tiket PP ke Jakarta, biar dapat harga yang murah.
So,
aku jadi mikir, bagaimana kalau aku re-route aja tiketku yang ke
Jakarta itu aku rubah ke Vietnam, entah ke Hanoi atau ke Saigon, suruh
bayar tambahan pun gak papa deh. Eh, ternyata Air asia gak bisa melayani
re route, gak bisa re schedule (bisa ding tapi bayar 300 ribu). So,
rencan mo ke Vitnam agaknya harus di tunda untuk sebulan setelahnya.
Te..tapi...!!!
pas seminggu sebelum aku mo ke Jakarta, gunung Merapi di Jawatengah-DIY
itu meletus, bahkan CNN pun memberitakannya dan televisi di Thailand
juga memberitakan musibah itu. Akhirnya banyak penerbangan ke
Yogyakarta, Solo, Jakarta di cancel. Hm.. untung lah malam itu
penerbangan Airasia di cancel. Bayangkan saja, aku tuh sebelumnya gak
pernah pake Airasia, puluhan kali aku terbang naik garuda atau sriwijaya
aku selalu last minute passenger, 30 menit atau lebih parah lagi 15
menit kadang nekat check in, sambil di marah-marahi ama petugas counter
check in nya, dan pernah diancam ditinggal pesawat.. (yah itu effect
buruk dari benci menunggu), nah aku nyampe di bandara Suvarnabumi juga
30 menit sebelum flight.. ckckc... udah bisa dibayangkan aku bakal nggak
diterima checkin. Untunglah, alhamdulillah banget pas aku check di
daftar pesawat dan tempat check in nya ternyata penerbangan ke Jakarta
di CANCEL.. agak panik sebenarnya, tapi aku langsung dapat ide,
bagaimana kalau aku reroute ke VIETNAM!!.. VIETNAM aku datang !! hehe..
lebay.
So,
mampirlah aku ke counter ticketing Airasia.. wuih.. disana udah pada
ribut kalang-kabut, mbak-mbak yang cantik-cantik itu dah pada mrengut
(cemberut) dimaki-maki penumpang yang batal ke Jakarta, kebanyakan orang
Indonesia. Tau sendiri wanita Thailand, terutama yang di Bangkok,
wanita bangkok, wanita siam wanita champa, hampir nggak ada yang nggak
cantik, manis, murah senyum dan baik hati (hehe.. lebay lagi, dan emang
begitu kok) tapi, malam itu, wajah mereka pada cemberut karena
dimaki-maki ama para penumpang yang gagal ke Jakarta. Tapi tidak buat
aku. Aku malah senyum – senyum. Cewek Airasia yang sangat manis, tapi
cemberut dan dipaksakan senyum itupun menyapaku, dan aku balas dengan
senyum juga, dan aku jelaskan masalahnya trus aku minta re route. Tetapi
itupun nggak bisa. Hm.. parah juga nih. Akhirnya aku suruh dia telpon
managernya, dan managernya mengusulkan tiketnya di ganti dengan credit
yang bisa digunakan untuk beli tiket lagi, dengan tujuan manapun
asalakan harganya sama atau kurang dari kredit yang aku miliki, kalau
kreditnya sisa, bisa aku pakai untuk beli tiket lagi.Wuih.. mantab.Dan ternyata harga tiket Bangkok-Saigon PP masih memberiku sisa 900 ribu Rupiah.. hahaha... ini lah yang namanya doa dijawab Allah, sudah dapat piknik ke Vietnam gratis, masih dapat uang saku 900 ribu pula.. alhamdulillah. Berangkatlah aku ke vietnam 2 minggu setelhnya. Bisa banyak waktu buat cari-cari informasi tentang Ho Chi Minh City. lucky me..!!
Catatan jalan-jalan ke Saigon (Ho Chi Minh city)
Penerbangan
dari Indonesia ke Vietnam paling muran dengan Airasia, dari Jakarta ke
Saigon. Kebetulan aku ambil start dari Bangkok. Air Asia selain membuat
hub di Kuala Lumpur juga membuat hub di Bangkok. Beruntung sekali aku
dapat pekerjaan di Bangkok, bisa merencanakan jalan-jalan ke banyak
tempat.
Sebenarnya
aku ingin mengunjungi semua negara didaratan Indochina ini (Vietnam,
Kamboja, laos, Myanmar), mumpung berada di Bangkok, bisa melakukannya
melalui jalan darat. Tapi dari beberapa referensi, melakukan jalan darat
cukup memakan waktu dan tenaga, padahal aku hanya punya sedikit waktu,
dan kadang harus menyiasati waktu agar dapat jalan-jalan agak lama.
Berangkat
dari Bangkok ke Saigon melalui air port Suvarnabumi ditempuh kurang
lebih satu jam. Bandara di Ho Chi Minh city adalah Tân Sơn Nhất,
tidak terlalu besar, mungkin sebesar airport di Surabaya. Karena
Indonesa dan Vietnam memiliki hubungan diplomatik sesama anggota ASEAN
maka tidak diperlukan visa untuk masuk Vietnam. Tinggal tunjukkan paspor
kita ke petugas imigrasi di paspor check point dan kita dapat stempel
visit and stay privilege selama 30 hari. Tidak ada urusan
berbelit-belit. Singkat dan cepat.
Di
pintu keluar kita akan diteriaki oleh karyawan stand penukaran uang,
taxi, telepon seluler dll, sama lah seperti di semua bandara di Asia
tenggara ini. Dari pintu keluar kita bisa naik taxi, naik bis atau naik
ojek. Naik taxi, taxi yang paling bisa dipercaya adalah Vinasun,
warnanya putih dan mobilnya kijang Inova. Tarif taxi sekitar 140.000 VND
(Vietnam Dong) atau sekitar Rp. 70.000 sedangkan kalau mau naik bis
kita harus keluar dari pintu kedatangan internasional, trus berjalan
kearah kanan ke terminal kedatangan penerbangan domestik. Di situ kita
bisa menemukan bis dan tukang ojek. Naik bis sangat murah, mungkin
sekitar 3000 VND, sedangkan naik ojek sekitar 20.000-30.000 VND. Waktu
itu karena aku bisa claim taxi, maka aku naik taxi saja. Aku juga
sempatkan beli SIM card. Aku pilih mobifone seharga 160.000 VND. Gak tau
ini aku di palaki apa nggak, yang jelas pulsanya dibagi dua, 60.000 VND
untuk panggilan dalam negeri dan 60.000 untuk panggilan internasional
(kira-kira segitu deh karena aku agak lupa tepatnya). Lumayanlah buat
telpon adikku di Semarang dan buat telpon teman-teman di Hanoi.
Untuk nginep, kita bisa cari di http://www.hostelbookers.com/ atau di http://www.hostelworld.com/
cari saja di daerah back packer jalan Pham Ngu Lao. Di daerah ini
banyak banget hostel dan penginepan, pub dan tempat makan, tempat
berkumpulnya bule-bule. Hostel atau penginapan sekitar 6-15 USD. Perlu
di perhatikan dengan baik ketika memilih hostel, apakah sharing room
atau tidak dan kalau sharing room biasanya tempat tidurnya model di
barak-barak atau asrama yang menggunakan tempat tidur tingkat.
Aku lebih suka menggunakan http://www.hostelbookers.com/ daripada http://www.hostelworld.com/ karena harganya lebih murah dan kadang nggak pakai komisi sedangkan yang hostelworld kita dibebani biaya 2 USD setelah DP 10% dari harga hotel. Banyak sekali ATM di vietnam yang bisa kita ambil pakai ATM mandiri atau ATM apapun yang ada logo visa nya. Pham Ngu Lao dekat dengan pasar Chợ Bến Thành (Ben Thanh Market), dengan jalan kaki pun kita bisa kesana untuk beli souvenir.
Aku lebih suka menggunakan http://www.hostelbookers.com/ daripada http://www.hostelworld.com/ karena harganya lebih murah dan kadang nggak pakai komisi sedangkan yang hostelworld kita dibebani biaya 2 USD setelah DP 10% dari harga hotel. Banyak sekali ATM di vietnam yang bisa kita ambil pakai ATM mandiri atau ATM apapun yang ada logo visa nya. Pham Ngu Lao dekat dengan pasar Chợ Bến Thành (Ben Thanh Market), dengan jalan kaki pun kita bisa kesana untuk beli souvenir.
Ho
Chi Minh city kotanya asik, kerena dibangun oleh Prancis, banyak
bangunan model eropa disana. Kita bisa bandingkan dengan kota Bandung
yang banyak bangunan Belanda dan jalanan yang dinaungi pohon – pohon
besar dan tinggi. Banyak taman di Saigon ini, sehingga kota ini terlihat
lebih sejuk dan indah, walaupun polusi akibat jumlah sepeda motor
sangat banyak. Jalanan di saigon atau ho Chi minh city ini memang
sedikit ruwet karena banyak pemakai sepada motor yang menggunakan jalan
agak ngawur, tetapi masih mending daripada jalanan jakarta yang bikin
stres dan sakit hati.
Lebih
enak di Ho Chi Minh city ini kita jalan kaki sambil memotret
disepanjang jalan. Atau kalau mau ngojek, kita bisa tawar 100.000
VND-200.000 VND untuk keliling kota dari pagi hingga sore. Kita bisa
minta city map ke petugas hostel sebagai petunjuk. Ada beberapa tempat
yang bisa di kunjungi disana diantaranya:
- Reunification Palace, alamatnya di 135 Nam Ky Khoi Nghia Street, ☎ 9693272.
- Ini sebuah gedung besar yang juga disebut sebagai Independence Palace. Dulunya presidential palace sebelum vietnam selatan jatuh di tangan vietnam utara.
- War Remnants Museum, alamatnya di 28 Vo Van Tan Street, ☎ 9302112, 9306325, 9305587.
- Ini museum yang agak kecil tetapi dihalamannya banyak sisa-sisa peralatan perang peninggalan amerika, seperti tank, meriam, helokopter dll. Banyak orang amerika datang kesini foto-foto dan mengenang kekalahan mereka.
- ·City Hall, letaknya di akhir Nguyen Hue Street. Dulunya bernama Hôtel de Ville sekarang di sebut sebagai People's Committee Hall. Kita nggak boleh masuk tetapi kita bisa foto-foto didepan patung Uncle Ho (Ho Chi Minh). Tempat ini banyak digunakan buat foto2 pre wedding.
- Museum of Vietnamese History, di pojok perempatan Le Duan Street dan Nguyen Binh Khiem dekat dengan kebun binatang dan botanical garden. Sangat sejuk dan nyaman buat duduk-duduk. Aku di museum ini ketemu dengan Pam Ngoc Tien, cewek seumuranku, tapi katanya kuliahnya nggak selesai selesai, haha.. ambil jurusan desain interior. Parah banget kita ngobrolnya karena dia nggak bisa bahasa Inggris (bisa dikit-dikit aja sih), untung aku punya penerjemah (tukang ojek ku hehe..) jadi kita bisa ngobrol lumayan lama dan asik :)
- Kota-kota hehe... bisa mampir ke gereja jaman prancis dan didepannya ada patung Maria yang lumayan besar. Trus jangan lupa mampir ke kantor pos dekat gereja maria itu. Aku beli kartupos murah banget. 10 lembar cuma 6000 VND. Pokoknya buat jalan kaki di hari sabtu dan minggu pagi sangat menyenangkan disana, karena jalanannya pohonnya rindang rapat dan tinggi-tinggi, selain lingkungan kotanya juga lumayan bersih. Tapi sayangnya polusi dari knalpot sepeda motor sangat bikin kota ini agak nggak enak. Kalau bisa bawa masker.
Jalan-jalan
malam di Saigon juga sangat menyenangkan. Banyak anak muda yang
nongkrong di taman-taman, di mall dll. Banyak bule-bule pada nongkrong
di kaffe dan banyak juga yang bikin jalanan semrawut: pengendara sepeda
motor. Oh ya, anak-anak di Vietnam ini aku lihat sangat stylist dan
punya karakter, ceweknya juga manis-manis. Aku yakin nggak lama lagi
Vietnam ini jadi negara yang bisa diperhitungkan secara ekonomi.



















