UNUTTERABLE FEELLING
Hari ini kulihat temanku menghisap cerutu, menghampiriku dan mengatakan sesuatu padaku:
Sebuah kisah tentang wanita yang telah membuat hancur hatinya. Ia ragu lalu bertanya padaku kenapa kedamaian susah ditemukan dan dirasakan. Aku berpikir sejenak, kuputuskan aku kesulitan menjawab tentang cinta dan kebenaran yang sejati, dan aku pun bertanya kenapa aku mencari sesuatu yang tak pasti.
Temanku berkata bahwa di hatiku tak ada rasa yang semestinya, yaitu rasa yang seharusnya ada di setiap insan. Aku dengan tegas membantah dan aku memilikinya tapi kini tertekan di dalam samudera biru yang dalam, tentang kebenaran yang memang kami inginkan.
Kami sama – sama bimbang dan tak bisa berkata – kata lagi, kemudian ….. Kuhisap cerutuku dalam – dalam.
Kamipun diam dalam keheningan malam.
Kami tak lagi bisa berkata – kata…..
Lalu kami hanya memandang bintang dan tak satupun terang, dan kini perasaan ku benar – benar tak terkatakan tentang nya…...
Kemudian.......
Alunan rasa menggelora didalam dada, mengalun merdu suara biola senja, mengisi sunyi, menapak di luasnya padang rerumputan, di taman yang semerbak harum bunga - bunga surga dengan segenap rasa. Rasa cinta ini alunan okestra senja merasuk jiwa didalam dada bersama harum wewangian angin surga yang mendamaikan hati.
Semakin malam dan kami terbayang sesuatu yang tak semestinya
Kisah dulu....................
Cinta mekar bunga rerumputan, embun pagi menetes dari pucuk – pucuk daun yang masih suci, Awan biru hamparan luasnya samudera angkasa, masih terasa bau hujan pertama di akhir kemarau panjang yang mencekik petani desa, kakekku, yang masih saja setia pada tanah kelahirannya yang pertama................
Kami tak berkata – kata…..
Lalu aku memeluk temanku erat dengan perasaan sahabat setia, kami berdua.
Suatu masa yang tak semestinya
Sepanjang rel kereta api tua, udara berhembus panas dan kering, rengekan bocah terlantar menangisi ibunya yang menghilang, sambil menatap gerbong – gerbong kosong dan berteriak tentang kepedihan hatiniya, yang seorangpun tak mau mengerti, yang seorangpun tak mau peduli, sebuah cinta..............kepedihan.
Luka didada tak begitu mudah bisa dihilangkan.Entahlah...
Kami berpelukan sangat erat, kami sama – sama ingin berteriak tentang suatu yang tak pasti, pengorbanan....
Disana duduk sendiri seorang gadis desa di ujung tebing kehancuran alam semesta menatap sang surya yang kembali pada mimpi dan takmau lagi menyinari mukas bumi, diiringi dentuman meriam kekejaman dan senapan tangan – tangan setan yang memberikan noda merah pada tanahnya.
Aku, temanku, kakekku, wanita itu? sesuatu yang tak semestinya.
Malam ini kami benar – benar bimbang tak mengerti, angan kami melayang di atas kabut malam, tak seperti itu yang kurasakan, tak ada kedamaian disana. Aku lalu pergi menuju matahari semoga saja aku bisa kembali kepada mimpi.
Suatu ketika aku menemui temanku dengan sebatang cerutu Kuba dan jabat tangan hangat dengan kata - kata penuh kepastian “Good Bye”. Aku bawakan wanita yang dulu telah membuat hancur hatinya.
Kini aku tak tahu mengapa
Terasa aneh dan menyesakkan dadaku ini, sungguh aku takmengerti, aku terus saja berjalan bersama angin yang berdebu dan kering.
Seperti biasa hujan yang dinantikan tak lagi mengguyur tanah yang merekah tempat petani desa yang setia pada kehidupanku.
Aku menatap alngit malam dan melupakan kisah lama.
Aku hanya diam tak bersuara
Aku tak lagi bisa berkata - kata
Perasaan ku benar – benar tak terkatakan tentang nya…...
(unutterable feeling ---ismail)